Semalam, secara kebetulan, sejarah lewat di hadapan ku, tapi sayang, sejarah tadi malam adalah sejarah duka. Duka yang kosong, yang dirasakan manusia-manusia yang saya saksikan di lantai II Rumah Sakit Pendidikan Unhas.
Istimewa
Air muka mereka menyiratkan rasa yang mendalam akan kehilangan sosok Zohra Andi Baso yang mereka kenal sangat baik, yang menjadi penerang, yang menjadi penguat batin dan memotivasi mereka untuk terus berjuang, melawan penindasan, apalagi penindasan terhadap hak-hak perempuan.
Saya tak dapat menghitung jumlah pengunjung RS pukul 22.00 Wita tadi malam, mungkin 50 atau 60 orang. Dan orang-orang yang hadir itu ada yang saya kenal baik, ada yang hanya kenal muka dan nama, dan ada yang tidak saya kenal sama sekali.
Saya merapatkan diri pada anak-anak muda yang saya kenal baik dan pernah sama-sama waktu mahasiswa. Dan kami pun berbagi cerita tentang pemikiran Kak Sohra A Baso, mengenang jasa-jasanya. Saya tidak banyak cerita, karena pengalaman kontak langsung dengan Kak Zohra Andi Baso sangat minim. Mungkin kalau dihitung, pertemuan dengan Kak Zohra hanya dua atau tiga kali, pernah di Gedung Ipteks, pernah di Rumah Makan Shogun waktu merayakan ulang tahun Prof Radi A. Gani. Saya hanya bercerita bahwa Kak Zohra itu salah satu senior kami di identitas Unhas.
Seorang teman mengatakan bahwa dia tak menyangka kalau saya akan datang, baginya suatu yang di luar perkiraan. Saya hanya membatin bahwa pertemuan kita adalah sebuah kebetulan sejarah. Adik saya ada di rawat di lantai 4 RS Pendidikan, lalu tiba-tiba ada kawan yang menelpon dan meminta kunci pagar, lalu mengatakan bahwa Kak Zohra lagi sekarat di RS Pendidikan. Saya pun kaget dan segera turun di lantai dua di depan ruang ICU. Saya telat, isak tangis sudah terdengar, seorang ibu-ibu digotong keluar ruangan, orang ramai berdesakan di pintu dalam, dan saya dengar bahwa sosok Kakak Zohra Andi Baso telah berpulang sepuluh menit sebelumnya.
Saya tak begitu mengenalmu Kak, Saya hanya mengenal kisah-kisah samar tentang ketegaranmu dalam menguatkan hak-hak kaum perempuan dan hak-hak konsumen, hak-hak informasi, hak-hak politik. Semalam, saya pun kaget beberapa pemuda yang saya kenal baik juga datang untuk menjengukmu. Engkau adalah simpul terkuat kami, engkau adalah perekat kami, semangat Kak Zohra telah merasuk dalam sukma kami, meski semalam Kak Zohra sudah tiada.
Selamat jalan Kak Zohra, selamat menempuh perjuangan baru di alam yang tak tahu bentuknya itu, semoga amal ibadah Kakak diterima di Sisi-Nya. Terimakasih telah menginspirasi dan membangkitkan pemuda pemudi generasi kami untuk terus memperjuangkan keadilan dan hak-hak asasi manusia.
Senin, 16 Maret 2015
Warkop Limasatu
0 komentar:
Posting Komentar