Sejauh ini kita disuguhi gambar-gambar mengerikan korban kekejaman tentara Israel. Gambar bayi yang hangus, gambar anak kecil yang kepalanya pecah dan terhambur. Mengerikan memang dan telah memantik emosi serta simpati. Tapi kita tak berhenti di titik itu. Baiknya digali lebih dalam lagi, kira-kira apa kepentingan dari penyerangan tersebut? alasan-alasan formalnya seperti apa? landasan moral dan etikanya bagaimana? apakah ada pengaruh dari interpretasi kitab-kitab kuno yang keliru, tentang kelompok lain (goyim)? ataukah ini sepenuhnya tindakan negara totaliter yang ingin memperluas wilayahnya dan mengusir kelompok manusia lain dengan cara apa pun.
Sumber : Istimewa
Negara yang mungkin saja telah mengembangkan nasionalisme tertentu dan kemudian membius warganya untuk turut serta dalam tindakan peperangan tak seimbang, anti kemanusiaan. Lantas, dimanakah posisi kita? apa yang tidak kita setujui. Mungkin ada kawan yang melawan karena alasan ideologis karena yang menyerang itu beda kepercayaan dan yang diserang ada kesamaan kepercayaan. Saya tidak percaya itu, yang saya tahu bahwa tindakan tersebut telah mengusik rasa kemanusiaan kita. Secara tidak sadar, Negara Israel telah mengidap amnesia total, dia lupa bahwa dahulu kaum mereka pernah juga menjadi korban perang, korban hilangnya rasa kemanusiaan suatu bangsa lain (Bangsa Jerman-NAZI), serta korban kekerasan bangsa-bangsa terdahulu, seperti Asyiria, Babilonia, Mesir, dll. Lantas, dimanakah ingatan itu mereka simpan? sepertinya, kehendak untuk berkuasa, kehendak untuk menjadi kerajaan yang kukuh telah membius dan menutupi hati nurani mereka. Selama hati nurani mereka tertutup, selama itu pula mereka menjadi musuh kemanusiaan.
Idham, 25 Juli 2014
1 minggu yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar