semoga blog ini dapat menjadi media inspirasi informasi berguna dan sebagai obat kegelisahan..

Sains dan Tuhan, Sebuah Coretan Sederhana


Bagaimana pula hubungan ilmu pengetahuan dengan tuhan. Apakah sejajar atau.... malah bertolak belakang? Ini adalah pertanyaan klasik yang sudah menjadi perdebatan berabad-abad silam. Sejak ketimpangan dan keganjilan abdi tuhan dalam mempersepsikan alam. Utamanya kaum gereja yang melegitimasi kekuasaannya atas nama tuhan.
Ini berlangsung pada abad pertengahan, atau biasa dikenal sebagai zaman kegelapan. Dimana Eropa saat itu sangat jauh dari cahaya ilmu pengetahuan. Eropa terkungkung oleh sangkar kardinal dan hukum-hukum tuhan. Hukum yang terkandung dalam kitab Injil atau Babel gereja. Kekuasaan gereja melebihi kekuasaan pemerintahan. Segala sesuatu yang menyangkut manusia atau pun alam mesti menarik garis simpul dengan gereja. Gereja yang melandasi filosofi ilmunya dari paradigma organisme Aristoteles sampai religius st Agustinus dan Thomas Aquinas. Ya, Gereja saat itu berakulturasi dengan kebenaran sementara kaum shofi Yunani.
Gereja sangat menentang apa saja yang bertolak belakang dengan Bibel. Karena dianggapnya melawan hukum tuhan. Dengan anggapan kebenaran tuhan telah disangsikan. Makanya ia mati-matian meredam perkembangan ilmu dengan membungkam siapa saja yang mengusik hukum tuhan.
Meski gereja memberikan ganjaran pada beberapa ilmuan yang terang-terangan melawan gereja. Misalnya Galileo Galilei yang memperoleh hukuman penjara akibat menentang hukum geosentris. Serta beberapa ilmuan yang menemui ajal di telungkuk gereja. Perkembangan ilmu pengetahuan cukup drastis, dan tak dapat dibendung lagi. Mereka secara diam-diam membentuk suatu persekutuan kuno. Yang disebut dengan Iluminati, asal kata dari mencerahkan.
Mereka bergerak dibawah tanah, mengadakan pertemuan sembunyi-sembunyi untuk membahas perkembangan ilmu. Ratusan ilmuan dari berbagai cabang ilmu berminat untuk terlibat diperkumpulan tersebut. Kelompok yang terorganisir dalam kota Roma, Italia. Disana terdapat beberapa titik markas Iluminati. Dan hal itu bersifat sangat rahasia dan tak diketahui oleh pihak gereja. Para ilmuan yang haus ilmu itu berupaya keras untuk menemukan titik-titik itu. Tentunya hanya ilmuan yang betul-betul jenius saja yang berhasil menemukan markas iluminati. Mereka mesti mengartkan sandi-sandi ilmu yang saat itu berlaku secara universal. Simbol iluminati yang melekat adalah kepercayaannya terhadap empat unsur energi bumi, yaitu tanah untuk kekuatan, udara untuk kecerdasan, api untuk semangat dan air untuk bersifat lunak. Simbol unsur-unsur tersembunyi dalam ornamen-ornamen kota. Ini dikarenakan untuk mencapai misi, yaitu mengawal ilmu agar jangan sampai diberangus gereja. Sekaligus mencari jalan merobohkan keangkuhan gereja.
Quiker iluminati tak lain adalah galileo sendiri. Ia merancang persaudaraan kuno itu sedemikan rahasia. Ia pun menyamarkan para anggota dengan identitas-identitas yang berbeda. Tiap anggota belum tentu saling kenal mengenal. Kecuali pada jajaran atas, atau tim pengendali persaudaraan. Hal ini bertujuan agar para ilmuan yang kepergok, tak membocorkan identitas anggota lainnya. Anggota persaudaraan ini pun menyusup ke berbagai sektor kehidupan. Berbaur dengan pemerintah, gereja dan masyarakat sipil.
Tak dapat disangkal bahwa saat ini persaudaraan itu masih berdenyut. Ia menyelinap dalam selimut, berganti-ganti baju. Ketika menghadapi situasi krisis, pemimpin Iluminati menginstruksikan untuk segera menyelusup ke perkumpulan Fremasonree. Iluminati selama berabad-abad menjamur dan berbaur di payung persaudaraan Yahudi Raya tersebut. Lambang-lambang iluminati saja, dengan mudahnya terlihat pada ornamen-ornamen kota, mata uang hingga patung-patung istana. Pasalnya saat ini dan bertahun-tahun silam, banyak pemegang tampuk kekuasaan adalah anggota resmi Fremasonry. Tapi, penulis tak tahu apakah kebanyakan ilmuan iluminati ini sudah beralih ke agama Yahudi atau sama sekali sudah benci agama.
So.. jadi bagaimana hubungan tadi? Masih belum terjawab. Penulis tak bisa merincikan, tapi sekadar memberi gambaran awal saja, bahwa jawabannya pasti itu-itu saja. Tuhan terdapat dalam ilmu pengetahuan. Tuhan dapat dilihat oleh orang yang berakal. Dapat menghadirkan unsur-unsur tuhan pada hukum alam yang rumit. Tuhan terpancar, mengeluarkan aroma harumnya setiap ilmu memperoleh kemenangan sementaranya. Tuhan hadir pada bulir-bulir atom, pada aliran energi, para rangkaian imformasi genetik, hingga pada relung-relung angkasa dimana bumi berputar demikian teraturnya. Atau diantara bulan terhadap matahari yang memantulkan cahanya keindahannya.

****
Berbicara tentang tuhan pastinya tak lepas dari ciptaannya, alam semesta. Sesuatu yang bisa diindrai. Dengan demikian dapat diukur, dikuantifikasi dan dinikmati. Menelusurinya lebih jauh, ada hal-hal yang muncul dan tak dapat dibahasakan oleh ilmu. Inilah mungkin yang biasa ilmuan sebut sebagai tanda kekuasaan tuhan. Ilmuan demikian adalah ilmuan yang pasrah akan kekurangan dan keterbatasan manusia dalam menjawab fenomena alam. Walaupun masih ada sebagian ilmuan yang hingga kini masih bersih keras memutar akal dalam menemukan jawaban yang tepat dan bersifat ilmiah.
Kita mulai dengan mengingat-ingat awal mula masa pencerahan, renainsense di Eropa. Masa yang dipelopori para tokoh astronomi yang memutarbalikkan fatwa gereja. Copernicus, orang pertama yang mengungkapkan bahwa bumi mengelilingi matahari, Heleosentris. Namun copernicus masih menjadikan penemuannya itu sebagai bahan hipotesis, belum diterima secara umum. Setelah itu muncul ke permukaan Galileo Galilei. Ilmuan Italia ini memperkenalkan teleskop temuannya yang dengan tepat dapat mengamati pergerakan bulan dan planet di jagad tata surya Bima Sakti. Galileo mulanya dicegat, disabotase oleh pihak gereja agar tak melakukan pembohongan publik, mengingkari fakta geosentrisme Aristotelian. Sedikit lagi ilmuan ini dihukum gantung lantaran melawan gereja, seperti kisah Sokrates yang meminum racun diantara para shofis Yunani. Tapi karena kecintaannya terhadap ilmu demikian besar disamping ia masih perlu melakukan penelitian lebih lanjut, agar bulir-bulir oksigen dipikirannya pecah dan keluar dengan anggun. Sekalian membantu ilmuan setelahnya dalam menyimpulkan sendiri penemuannya yang membenarkan teori heleosentris Copernicus.
Selain Galileo, di belahan bumi lain juga turut berpartisipasi dalam membangun kerangka ilmu modern. Ia adalah Johannes Kepler, ia berkutat pada pergerakan pelanet, satelit serta pengukuran benda-benda langit. Kepler pun memelopori tentang lintasan elips yang dilalui bumi mengelilingi matahari. Menguatkan gairah penelusuran ilmu, Descartes hadir dengan gagasan-gagasan orisinil dan cemerlangnya. Ia turut pula memperkuat landasan filsafat ilmu. Descartes yang gagasannya lahir dengan tuntunan tuhan ini mulai mengklasifikasi cabang-cabang ilmu. Menurutnya sesuatu baru dikatakan ilmiah jika sesuatu itu dapat dihitung, diukur, dilihat. Sesuatu yang bersifat ekstern, tak dapat dikuantifikasi seperti warna, rasa, bentuk, seni tidak digolongkan sebagai ilmu yang bersifat ilmiah.
Sisi lain dari descartes adalah keraguannya. Ia meragukan segala hal. Hanya satu yang tak dapat ia ragukan, yaitu pikirannya. Karena pikirannyalah yang dapat membuktikan eksistensinya. Dari keraguannya itulah lahir sebuah ungkapan terkenal cogito ergo sum“, saya berfikir maka saya ada. Dari situ ia membagi dua realitas menjadi alam pikiran Res ekstensa dan alam luaran (tubuh) res cogitans. Pemisahan ini menimbulkan dualisme dimana penekanan difokuskan ke pikiran. Sementara alam menjadi sesuatu yang bersifat subordinat, dapat diperlakukan sesuai dengan tujuan. Lantaran alam tubuh tak mempunyai tujuan, tak berjiwa dan mengalir berdasarkan mekanisme alam dan jam waktu yang mutlak.
Ia memelopori penelitian ilmiah dengan metode deduktif rasional. Ia sangat gandrung terhadap matematika. Matematika menurutnya adalah bahasa yang mendekati bahasa tuhan. Ia pun menciptakan cabang ilmu yaitu geometri analisis. Dimana dengan begitu, ia dapat menghitung bentuk dan ruang dengan landasan bangun ruang berdimensi tiga dengan bantuan ilmu matematika aljabar.
Sumbangsih lain buat sains abad pencerahan adalah pengandaiannya terhadap alam. Ia melihat alam ini seperti jam mekanik raksasa. Dalam pikirannya alam ini bersifat determinan, teratur sesuai hukum kausalitas dan mengalir dengan perhitungan waktu yang berisifat mutlak. Landasan berfikir demikian semakin berkembang sejak kehadiran Sir Isac Newton ke jagad raya ilmu. Bayi ajaib yang terkenal dengan buah apelnya ini adalah salah satu tokoh ilmiah yang membangun landasan ilmu yang demikian besar di masanya. Seperti di masa sekarang yang dikejutkan dengan relativitas Albert Einstein.
Newton membangun dengan begitu cermat dan kompleks konsep-konsep dasar alam. Utamanya dengan teori-teori gerakan molekul yang dihubungkan dengan gravitasi. Atom yang merupakan substansi dasar alam pun ia korek sedalam-dalamnya. Atom menurutnya adalah substansi yang sangat keras dan padat. Semua elemen kehidupan dan bumi tersusun oleh balok-balok atom ini. Ia menganggap bahwa susunan atom ini sama pada setiap benda, besifat homogen. Yang membedakan hanya kadar massanya saja. Sejak diciptakannya, alam terus berkembang seiring perjalanan waktu itu. Persis dengan pengandaian jam raksasa Descartes.
Newton juga dengan teori determinannya merambah alam kalor, panas. Menurutnya panas bersumber dari gesekan molekul-molekul. Makanya dengan tepat ia dapat menghitung kalor dengan pemanfaatan gas dan aliran air. Penemuan ini disebutnya dengan ilmu mekanika. Setelah itu semuanya dapat terjawab dengan mekanika, termasuk menghitung jarak benda-benda langit, serta penemuan lain di bidang kedokteran, biologi, dan kimia.
Dengan kejeniusannya, ia memadukan metode empirisme induktif Francis Bacon dengan metode Rasional Deduktifnya Descartes dengan sangat lihai. Menurutnya ilmu tak dapat ditelusuri dengan mengandalkan salah satunya, tapi harus menerapkan keduanya.


Yahh... silahkan maknai sendiri
Idham Malik




0 komentar:

Sains dan Tuhan, Sebuah Coretan Sederhana