1 minggu yang lalu
Ramalan
Aku ingin bercerita tentang mainan ramalan yang kudapati di sekretariat ASCM kemarin. Entah karena apa aku juga ikut nimbrung mencoba menyisipkan identitas berupa nama panjang beserta tanggal kelahiranku untuk membuktikan kebenaran dan ketepatan ramalan tersebut. Mulanya aku ragu, sangat ragu lantaran doktrin agamaku bahwa hal itu adalah musyrik, hal yang paling tidak dianjurkan dalam Islam. Tapi setelah mengamati lekat-lekat informasi yang ditawarkan, sepertinya sedikit nyambung dengan kehidupanku yang sekarang. Aku tak tahu betul apa nama program itu, yang jelasnya mirip ramalan tapi sedikit menegaskan tentang karakter orang yang identitasnya telah disebutkan. Pada informasi karakter itulah aku bimbang dan nampak takjub.
Pasalnya, kalau tak salah kalimat yang tertorehkan pada beberapa baris kalimat itu tentang kepribadian seseorang, mengenai aku sendiri digambarkan sebagai orang yang pemalu, rendah hati, dapat mendapatkan apa yang diinginkan, banyak urusan, cerdas dan tangkas, cerewet, tidak serius dalam mengerjakan pekerjaan karena menganggap mudah setiap pekerjaan. Mengenai informasi yang buruk, katanya kalau aku tak berpendidikan dengan baik, bisa jadi aku akan menjadi orang yang sombong, suka marah, keras kepala, dan yang paling parah suka merusak jikalau lagi marah. Aku tak menanggapi serius informasi tersebut, tapi selang menit-menit berlalu, pulang balik kiri-kanan, depan belakang, ”informasi itu benar juga”, khususnya pada bagian watak. Aku tak mau memperhatikan yang lain, seperti jodoh, pekerjaan, hari, warna baju dan yang lainnya. Karena aku memang dari awal tak percaya jika menyangkut masa depan, aku hanya percaya mengenai penggambaran yang dapat kuamati masa kini.
Nah, sekarang benarkah aku orangnya pemalu? Ini tak usah dijawab. Aku cukup membatin saja bahwa program komputer saja tahu bahwa aku orangnya tak percaya diri dan pemalu. Program itu pun tahu jika saya tak dapat fokus pada satu bidang, cendrung menjamah bidang lainnya. Memikirkan hal itu aku sampai pada kesimpulan bahwa aku sepertinya memang ditakdirkan demikian. Dari pemalu, berusaha memasuki diri lebih dalam, terus merenungi dan melakukan perbaikan dari dalam, berbicara pada pikiran sendiri lantaran tak cakap dengan orang lain. Menuangkan gagasan lewat komputer, teman yang paling baik saya kira. Tentang usaha yang tahan banting cukup disinggung sedikit, memang sih aku pantang menyerah saat sebuah kegiatan atau sesuatu ingin kuraih. Itu tergantung dari seberapa besar jiwaku memotivasi, memberi semangat agar jangan cepat menyerah. Jika pikiranku tak memberi porsi pada bagian tertentu, bagian itu pastilah akan tenggelam, ketinggalan kereta. Tapi, jika pikiranku lagi ingin kembali jalur dan mempelajari ulang untuk merebut sesuatu yang tak kudapatkan itu pasti dapat terjadi. Namun, hal tersulit adalah bagaimana agar motivasi dan semangat itu menjalar pada semua elemen kehidupanku, bukan pada bagian-bagian tertentu saja.
Kalau demikian maka jadilah aku orang dengan ungkapan multi talenta. Tapi, kupikir itu masih dalam kenangan, aku masih berproses, merangkak pelan, menuju impian utamaku, menciptakan masterpiece ku... Hehehe..
Akhir 2007, di Sekret Aquatic Studi Club Makassar (ASCM)
0 komentar:
Posting Komentar