semoga blog ini dapat menjadi media inspirasi informasi berguna dan sebagai obat kegelisahan..

Bagaimana ini Bermula

Ini bermula ketika mobil avanza tiba dengan lancar di Tanjung Redeb pada 27 Maret 2022. Kami tiba tengah malam melewati jalan yang lengang, hawa dingin yang kering menyergap. Perasaan membumbung ketika melihat sungai gelap di tepi jalan tepian teratai. Kita sudah sampai. 


Babak baru dimulai, Indra Adi Putra Salam dan Vabian Adriano tiba di Tanjung, memberi semangat baru untuk perubahan sosial di kabupaten ini. Esoknya, mobil segera dibersihkan, Indra membersihkannya secara tergesa di kantor YKAN, sebab akan menjemput Bang Ilman di Bandara Kalimarau. Bang Ilman pun naik di mobil ini, kami berdua mengantarnya hingga ke hotel Bumi Segah. Sempat ada perbincangan singkat dengan Bang Ilman, ia mengatakan bahwa ke depan akan dilakukan penelitian kepada sekitar 90 tambak di Kab. Berau. Lanjutnya lagi bagusnya akan ditambah fasilitator untuk menutupi kebutuhan akan sumberdaya manusia terhadap penelitian tersebut. Wow.. dan tambak-tambak yang akan diteliti tersebut, akan diberikan bibit gratis. 


Setelahnya, Bang Ilman diantar ke sana kemari oleh Bang Basir. Saya diminta untuk membantu tim LEMSA (Lembaga Maritim Nusantara) untuk menyiapkan pelatihan pembelajaran pasca pengelolaan tambak Secure. Karena itu, teman-teman LEMSA menjadikan rumah saya sebagai basecamp/pusat koordinasi. Mumpung, karena keluarga saya belum datang, sehingga masih leluasa menampung kawan-kawan. Mobil saya pun digunakan untuk mengantar para tamu dan operasional teman-teman LEMSA. Saya ikhlas melayani mereka, kalau boleh dikata sangat senang. 


Namun, kondisi ini menjadi lain ketika kami kumpul-kumpul di teras rumah dan membahas agenda esok harinya, untuk kegiatan lokalatih petambak Batumbuk bersama Dr. Taruna. Saya menangkap nada sinis (pertanda pertama), dari komentar Bang Basir sewaktu saya mengatakan bahwa baik kiranya jika Pak Suaib dipertemukan dengan Dr. Taruna, agar Dr. Taruna dapat melakukan evaluasi terhadap Pak Suaib, seperti apa ia secara personal dan apakah pemilik tambak tersebut dapat diajak bekerjasama. Bang Basir mengatakan, "Saya kira Bapak disuruh memang sama Pak Taruna untuk ketemu Pak Suaib?" 


Saya tidak peduli terhadap sentakan sentimen itu, Saya pun ikut dengan santai kegiatan pelatihan di Kampung, turut membantu dengan menjadi moderator. Petambak memperoleh sepotong-potong informasi mengenai cara budidaya yang baik, serta cara membuat probiotik dan membuat paket alat penyedia oksigen dalam tambak. 


Setelah pelatihan tersebut, saya mempertemukan Bang Ilman dan Habil untuk pelanjutan pengelolaan tambak Secure, Habil menawarkan mekanisme bisnis LEMSA kepada YKAN, YKAN memberikan modal awal kepada LEMSA, dan LEMSA mengembalikan secara sedikit-sedikit lewat hasil panen. Bang Ilman pun setuju. Saat itu saya merasa ini sebagai kemenangan kecil, mempertemukan LEMSA dan YKAN untuk pengelolaan tambak dengan skema bisnis. Akhirnya disepakati apa-apa saja yang akan ditanggung oleh YKAN dan seperti apa rencana yang disodorkan poleh LEMSA. Saat itu, Bang Basir hanya berdiam diri beberapa kursi dari saya, walaupun masih dalam satu meja panjang, tidak terlibat dalam pembicaraan. Matanya menghadap ke bawah, dan kedap-kedip. Pasca negosiasi, Bang Ilman kembali ke hotel dengan ditemani oleh Bang Basir. 


Sebelum pelatihan di kampung, terlebih dahulu ada pelatihan di Tanjung Redeb, 30 Maret 2022. Saat itu saya agak telat tiba dalam pelatihan dan masuk langsung duduk di kursi dan tidak melepas topi. Saat itu yang menjadi pemateri adalah Dr. Taruna Mulia, dan Bang Ilman sebagai pembuka acara. Dengar-dengar, saya memperlihatkan kesan buruk pada seharian itu. Itu tadi, karena saya terlambat datang, kedua karena saya memakai topi di ruangan, ketiga karena setelah pelatihan, saya langsung ikut makan bersama teman-teman. Lantas kenapa? Itu kan kegiatan Lemsa dimana saya hanya sebagai peserta dan pendamping saja, tidak ada kewajiban besar saya untuk terlibat full dalam kegiatan. Apalagi saya cukup membantu untuk tempat nginap kawan-kawan, mobil saya digunakan ke sana ke mari. Pada hari itu, saya telat ke pertemuan lantaran saya menunggu orang-orang di rumah selesai semua. Saya orang terakhir yang mengunci pintu. Selain itu, saya berjalan kaki ke lokasi pertemuan. Saya pun menggunakan topi di pertemuan, itu hal biasa menurutku, dulu sering sekali saya mengenakan apa saja saat pertemuan, yang saya paling senangi yaitu mengenakan songkok. Selain itu, saya tidak meladeni Bang Ilman setelah acara, karena saya belum kenal betul Bang Ilman, khawatir saya jika terlalu terlihat mendekat, nanti dikira cari perhatian sama pimpinan. 


Kesan buruk ini menjadi cerita yang dikonstruksi dan barangkali sudah tersebar bak kabar burung. Kabar ini baru saya klarifikasi sendiri melalui pertanyaan seorang kawan untuk konfirmasi hal-hal tersebut. 


Tanda kedua yang saya perhatikan ketika acara kumpul-kumpul untuk evaluasi kegiatan Secure. Di pimpin langsung oleh Dr. Taruna, berlangsung di Cafe Singkuang. Saat itu, Bang Basir konsentrasi menanyakan jadwal/agenda Dr. Taruna mengenai eksekusi tambak secure. Acara yang bernuansa humor pun menjadi sedikit tegang, sebab ketika Taruna ditanya apakah sudah ada timeline rencana pengelolaan tambak secure yang baru? Taruna langsung menyatakan, "Saya dikontrak sebagai apa?", sebagai konsultan atau apa?" Mana TOR-nya/KAK?" Saya tidak bisa memulai kalau saya tidak tahu sebagai apa saya ini?" 


Bang Basir langsung mengatakan, "idham bagaimana TOR-nya Pak Taruna?" Saya tidak bisa menjawab, karena saya betul-betul tidak menotice hal ini. Sebelum-sebelumnya, itu terlewat dan tidak menjadi konsen saya, entah kenapa hal itu menjadi tidak diperhatikan? saya tidak tahu. Sebelumnya, saya fokus pada penentuan tambak Secure dari tiga tambak, serta rencana pelibatan mitra untuk mendampingi Pak Taruna. Langsung saya jawab saja saat itu, "Saya tidak bisa membuat TOR karena saya butuh penjelasan seperti apa Secure ini?" Kemudian lebih lanjut cerita tentang langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mendapat persetujuan Pak Suaib sebagai pemilik tambak untuk bekerjasama dengan YKAN. Saya meminta waktu 15 hari, sebab saya butuh penjajakan informasi terlebih dahulu, sebelum dilangsungkannya negosiasi. Saya tidak mengenal Suaib, Saya belum paham betul Secure, akan gegabah jadinya jika saya jalan buta-buta. Saya pun meminta untuk melibatkan teman-teman untuk membantu investigasi awal, saat itu saya menunjuk Ical untuk membantu investigasi awal, menanyakan mengenai sejarah lahan tambak kepada penjaga tambak ataupun juga kepada Pak Suaib, sebelum saya maju sendiri. Hal ini disetujui oleh Pak Taruna. Saat itu, ada celetukan dari Bang Basir, bahwa langsung saja ketemu dengan Pak Suaib. Menurutku itu langkah yang fatal. 


Tengah malam, Bang Basir mengirimkan dokumen-dokumen proposal tambak Secure PII, serta menghubungkan dengan tim yang mengawal proposal ini. Anehnya, dalam emailnya dia mengatakan bahwa komunikasi tindak lanjut dapat melalui chat whatsapp dan email. Apakah kemungkinan pertemuan terbuka sudah tertutup? Saya merasa ada nada jengkel pada email itu, entah apa yang telah saya perbuat.. 


Setelah itu, menjadi serba salah, Saya tidak boleh menggunakan orang lain di luar tim untuk investigasi sejarah tambak Pak Suaib, dan mengharuskan saya sendiri untuk turun langsung. namun, hingga beberapa hari setelahnya saya masih bingung apa yang mau sampaikan kepada Pak Suaib. Apa poin-poin kerjasamanya untuk membujuk Pak Suaib untuk bekerjasama. Saya betul-betul tidak memperoleh clue. Baru pada meeting Jumat dengan Bang Ilman dan Bang Basir, saya dapat alat atau bahan negosiasi. Seperti apa perjanjian untuk tahun pertama, tahun kedua, dan tahun ketiga, hingga tahun ke 10. Alhamdulillah, pada 12 April 2022, bersama Indra Adi Putra Salam, Abzal Bestari, serta dengan Adnan Malewa bersama Joly (anjingnya), kami berhasil membuat Pak Suaib menandatangani perjanjian kerjasama. Saya merasakan kemenangan saat itu. Tinggal melanjutkan ke tahapan berikutnya. 


Sayangnya di tengah perjalanan, yang berwenang untuk mengeksekusi pengawalan tambak Secure dikembalikan ke Bang Basir, sehingga saya sekadar mengantarnya hingga ke gerbang.. 








0 komentar:

Bagaimana ini Bermula