semoga blog ini dapat menjadi media inspirasi informasi berguna dan sebagai obat kegelisahan..

Gerak dan Otak


Mengenai langkah dan pikiran. Atau mudahnya disebut saja pikiran dan tubuh. Adakah yang menghubungkan? Kenapa misalnya wanita yang saya kagumi di atas berjalan tertunduk dengan langkah pelan? Ada pula seorang pelajar yang menghafal sesuatu sambil mengunyah kripik pisang. Saya pun mengetik saat ini hasil kerja sama antara jemari dan pikiran. Pikiran yang ditransfer lewat gerakan jemari. Sambil menyentak sentakkan kaki lantaran mendengar lagu peter pan.
Kata kang Jalal dalam bukunya belajar cerdas, mengungkapkan bahwa ada hubungan sistematis antara tubuh dan pikiran. Gerakan menyatukan dan menarik informasi-informasi ke dalam jaringan neuron kita. Input-input itu akan lebih mudah terstimulan jika diransang oleh gerakan. Gerakan kecil di telunjukku kini memberi pengaruh terhadap loncatan neurotransmitter dalam sinafsis-sinafsis otak. Bahan-bahan kimia berupa serotonin dan asetilkolin akan lebih encer, menjadi minyak pelumas untuk menyusun bangunan informasi dalam pohon syaraf.
Berbicara tentang sinafsis. Sinafsis yang menghubungkan neuron satu dengan neuron lain ini berfungsi sebagai stop kontak, senacam sakelar informasi. Manusia membutuhkan nutrisi dan kebiasaan belajar agar sinafsis-sinafsis ini tidak bosan menyalurkan libido ilmunya. Nutrisi berupa kandungan yang mampu meremajakan otak, bukan menumpulkannya. Banyak jenis makanan bertebaran di sekitar kita yang sebenarnya tak layak untuk di konsumsi otak. Tapi, mungkin karena memang dari sananya, watak orang Indonesia yang tak mau memperhatikan hal-hal kecil, berupa perawatan, kebersihan, dan kesegaran dalam memilah pakan. Jadinya walau kualitas kelas pinggiran dengan asumsi yang penting perut kenyang.
Nutrisi itu berupa jenis makanan yang dapat menambah kadar serotonin dalam tubuh. Kalau tak salah serotonin dihasilkan dari proses metabolisme asam amino triptopan di dalam pangkreas dengan hidrolasi enzim tripsin pada protein. Serotonin ini berperan dalam aktivitas tubuh seperti bergerak dan berpikir, juga menjaga mental seseorang. Jika serotonin rendah maka dengan cepat menimbulkan depresi, alkoholisme, terkadang bertindak inpulsif. Ujung-ujungnya akan bunuh diri karena tak mampu menahan derita hidup. Jadi mengingat standar makan kita serampangan, tak apalah kalau kita mengalihkan selera kita pada jenis yang mengadung serotonin ini. Sebenarnya kita sering mengamati prodak-prodak yang ada di iklan tivi. Seperti berbagai jenis suplemen, mulai dari susu sampai obat bagi ibu hamil. Hal yang sangat ditekankan dalam takaran nutrisi dalam iklan itu biasa disebut DHA dan EPA. Bagaimana pernah dengar kan? Tapi ada baiknya kalau kita alami saja, tak usah dulu melirik iklan-iklan itu, kita kini kembali ke alam.
Ikan, hewan yang sangat melimpah di sekitar kita. Kita jangan pula lupa bahwa negeri kita adalah negeri maritim, negeri kepulauan. Begitu banyak sumber serotonin yang bertebaran di alam Indonesia ini. Mestinya orang-orang Indonesia adalah kaum tercerdas jika diukur dari tingkat sumber daya gizi makanannya. Tapi sayang, itu tak nampak di pelupuk mata masyarakat Indonesia. Ikan masih nomor ke sekian dalam mencerdaskan anak bangsa. Sangat jarang dilakukan sosialisasi ke masyarakat akan pentingnya mengonsumsi ikan. Padahal dalam ikan itulah tersembunyi nutrisi yang paling dibutuhkan otak, yaitu omega -3 atau DHA atau EPA.
Jadi, hal ini cukup menjadi legitimasi bahwa turunan tidak cukup memberi peranan penting dalam kecerdasan. Kecerdasan prinsipnya lahir dari proses penyadaran, kebiasaan bekerja untuk cerdas. Cerdas dalam artian mampu berpikir dan memahami persoalan dengan begitu jernih, mengambil keputusan dengan cepat, serta menguasai bidang ilmu dengan begitu kompleks. Ya kecerdasan lahir dari sistematika kompleksitas tersebut. Ia tidak berdiri sendiri. Ia hidup disokong oleh lingkungan, makanan, cara berpikir, serta ketekunan. Einstein saja, kalau dahulu ia tidak terbiasa berpikir, mana mungkin ia dapat merumuskan teori relativitas dan fotoelektrik yang mengantarkannya menyambut nobel 1921 dan menjadi men of the year versi time.
Terkhusus pada ketekunan. Ketekunan dalam mengunyah informasi, memecahkan angka-angka. Membiasakan otak untuk berpikir, membiasakan mata untuk membaca, dan membiasakan pikiran untuk bernalar. Cerdas lahir pelan-pelan, informasi demi informasi yang masuk akan membuat neuron semakin bercabang, cabang-cabang yang dihubungkan sinafsis ini bertugas untuk mengait-ngaitkan informasi, menganalisis masalah. Korteks pada otak jika diasah demikian sering akan lebih mudah mengolah informasi serta memecahkan persoalan. Semakin banyak informasi yang terinput artinya semakin banyak cabang atau hubungan. Dan hubungan inilah yang membuat orang bisa disebut cerdas.

Kenanga’



0 komentar:

Gerak dan Otak