semoga blog ini dapat menjadi media inspirasi informasi berguna dan sebagai obat kegelisahan..

Reformasi Pikiran, Reformasi Segalanya


“Menangkan pikiranmu sebelum memenangkan yang lain”

Kalimat di atas bukan petuah siapa-siapa, tapi adalah lontar ngigau seseorang yang selalu dilingkupi kebingungan. Ungkapan spontan dari akumulasi ragam penyadaran. Kesadaran yang diperluas, meski esensinya menuju sebuah titik. Fokus bernama pikiran. Pusat yang kemudian mengoordinasi segala prilaku dan tindakan. Jadi tak salah kalau kita berkesimpulan bahwa ngigau di atas adalah sebuah kebenaran. Dapat pula disebut pusat memproduksi kebenaran.

Jika kesadaran sudah meluber, tentunya berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Kebijakan yang mengarah pada pemberdayaan yang lain. Peningkatan diri, dan selain dirinya. Penemuan titik pemicu ini mesti melibatkan pengetahuan. Ilmu yang diperoleh dengan membuka mata hati, niat baik dengan segala keihlasan. Dengan begitu, dunia akan membuka pintunya dan memberikan resep-resep jitu menuju kesejahteraan. Ini berlaku untuk semua, menjadi pola universal yang berdasar dari diri yang terdalam bermanivestasi suara hati, akal, dan yang satu (yang mutlak). Maaf jika pembahasan meluber ke otoritas tuhan. Karena ia memang sumber segala kebenaran.



Ilmu yang tak disertai kesadaran mendalam mengenai kesatuan dan unversalitas akan memicu konflik horisontal. Mengalienasi diri terhadap yang lain. Mendamba kompetisi dan mengejek dependensi. Kesadaran belum selapang dada, mungkin masih berada ditenggorokan. Sekadar untuk memuaskan diri terhadap materi dan keduniawian. Kemudian menganggap diri hebat dan meremehkan yang lain. Padahal kenikmatan tertinggi adalah dengan berbagi dengan yang lain, bahagia jika kita dapat bermamfaat bagi manusia dan dunia.

Sungguh nikmat jika saja tiap-tiap elemen saling berbagi, mengisi kekurangan. Tak ada sifat iri dan dengki karena sama-sama bahagia. Menerapkan keadilan berdasarkan kodrat penciptaan. Sesuai kesanggupan, sehingga tak ada dilebihkan dan dikurangkan. Mungkin tergantung dari tingkat pemahaman dan kesadaran. Dunia menjadi kian abstrak, statis menjadi dinamis, isi berarti pula kosong, satu berarti banyak, hamba sekaligus memimpin, gelombang dan partikel. Semua menyandang prinsip dualisme, keberimbangan. Mengarah ke equilibrium. Equilibrium yang tak lain adalah hukum alam dan kehidupan.  Makanya bahasa absrak jangan dianggap sulit, tapi itu menjadi motivasi untuk memberdayakan akal. Akal yang brfungsi untuk memaknai realitas kemudian memberdayakan realitas.

Mengetahui diri berarti mengetahui dunia. Karena diri tak lain manivestasi dunia. Dunia mini yang prinsip-prinsip alam berlaku di dalamnya. Memacu pemahaman tentang keberadaan dan fungsi utama kehadiran. Selain menyembah juga menjadi khalifah. Berpotensi untuk menjadi spritual sekaligus sukses duniawi. Mengelolah diri juga diartikan mengelola alam. Dan diri tentunya dikelola oleh akal dan hati kita.

Tulisan lama yang ditemukan kembali.




0 komentar:

Reformasi Pikiran, Reformasi Segalanya