semoga blog ini dapat menjadi media inspirasi informasi berguna dan sebagai obat kegelisahan..

Doa

Suatu ketika, kebingungan dan ketidakyakinan menyelimuti Kanaan, Israel dahulu kala. Tuhan-nya Abraham, Yakub, Musa mulai dilupakan oleh keturunan Israel, yang sebelumnya telah dibantu keluar dari penderitaan-perbudakan Raja mesir. perjanjian untuk setia pada Tuhan Jahweh yang dipimpin oleh Yoshua mulai tergantikan oleh dewa-dewa lama, tuhan-tuhan nenek moyang, yang secara tradisi dipercaya dapat menyuburkan pertanian - peternakan.
Elia (Yahweh adalah Allah), penerus Solomon dan Musa, dengan tegas mengatakan bahwa tuhan maha pecemburu. Maka ditantanglah para rabi-rabi Dewa Baal, dewa kesuburan, untuk berdoa kepada tuhan masing-masing untuk membakar domba di tengah bukit.

                                               Foto : Istimewa

Rabi Baal mengeluarkan segala mantra, menari-menari sepanjang hari, namun tidak kunjung turun api dari langit. Sementara, setelah para Rabi tidak menunjukkan hasil, Elia hanya sebentar berdoa kepada tuhannya, api datang dari langit, seketika menghanguskan domba. Penduduk taksim, Elia lantas memprovokasi warga untuk menangkapi para rabi, lalu disembelih.
**
Tuhannya Elia adalah tuhan kita juga, bukankah Elia adalah Ilyas dalam versi Islam? Tapi, Tindak Tuhan pada masa Elia, pada masa Musa, pada masa Abraham, tentu beda. Tuhan masa itu adalah Tuhan yang terlibat, Tuhan yang PDKT, yang mencoba meyakinkan para utusannya, nabi-nabinya, mendatanginya langsung di padang rumput dengan cahaya-Nya, menunjukkan kekuasaan melalui belahan laut merah, petir guntur di puncak Gunung Sinai, domba Elia yang terbakar, bahkan melalui berkah anak pada Abraham yang istrinya sudah melewati masa monopause.
Kini, jauh setelah masa mukjizat, dan persaingan antara tuhan dengan dewa-dewa, tepatnya di Jakarta, orang-orang kembali berdoa di altar-Nya. Mereka menginginkan kemenangan atas orang Islam dalam Pilkada. Namun, sayangnya, kita dibuat kebingungan, sebab Pemimpin Jakarta bukanlah pemimpin agama-spritual, dan urusan pemimpin Jakarta jika dikaitkan dengan keyakinan pada Kekuasaan Tuhan cukup jauh. Pemimpin Jakarta hanyalah pegawai negara, yang menjalankan fungsi-fungsi koordinasi, administrasi demi lancarnya program-program pelayanan pada masyarakat. Programnya pun kurang bersentuhan dengan keyakinan, lebih pada penciptaan birokrasi yang bersih, pelayanan pendidikan, kesehatan, minimalisir banjir, perbaikan nasib warga Jakarta. Selain itu, yang memilihnya rata-rata orang Islam juga, yang diantaranya banyak yang memiliki keyakinan kuat pada Allah.
Lalu, doa bersama yang dipanjatkan kepada Tuhan itu? Untuk menunjukkan kekuasaan Tuhan kah? atau untuk keselamatan ummat semata? atau untuk membela kepentingan sebagian orang saja?

(Sumber : Sejarah Tuhan/Karen Amstrong)



0 komentar:

Doa