semoga blog ini dapat menjadi media inspirasi informasi berguna dan sebagai obat kegelisahan..

Apa yang Dapat Kita Ambil dari Ramadhan?

Sehari lagi Ramadhan meninggalkan kita. Begitu sebentar. Dua puluh sembilan hari terasa ringkas. Apakah yang tersisa dari yang singkat ini?
Barangkali ada yang menyebutnya kebersamaan. Di bulan ramadhan, waktu luang semakin lempang. Kantor, Sekolah, Kampus, memberi keleluasaan kepada karyawan, siswa, mahasiswa untuk berkumpul bersama keluarga dan kerabat dekat. Para petani, petambak, nelayan, mengurangi aktivitas sehari-harinya dan meluangkan waktu untuk ibadah. Ritus religi ini mempunyai dampak sosial yang dahsyat, sebab dilakukan dalam ruang dan waktu yang melibatkan interaksi sesama manusia.

                  Foto : Zulkarnain

Ritus saling berbagi. Hampir setiap orang terdorong untuk berbagi kepada sesama dan kepada yang kurang mampu. Orang yang sebelumnya begitu pelit mengeluarkan harta akhirnya dapat merasakan juga nikmatnya berbagi. Orang yang sudah biasa mengeluarkan hartanya, semakin mendapat tempat untuk membersihkan harta. Tentu, orang dari kalangan bawah, dapat menikmati makanan dengan gizi lebih baik. Ramadhan meneguhkan prinsip bahwa di dalam harta kita terdapat milik orang lain.
Bangkitnya kapitalisme rakyat. Di bulan penuh berkah ini, bukan hanya kapitalis besar yang menikmati surplus, tapi juga kalangan cilik. Begitu banyak usaha berkembang, seperti usaha takjil di pinggir-pinggir jalan, lesehan, warung-warung kecil. Pasar-pasar tradisional semakin ramai. Setiap orang, baik kaya, menengah maupun kecil, memanfaatkan pendapatannya untuk menghibur diri dan keluarga dengan belanja. Belanja sebagai kesenangan, kemenangan, dan sebagai bentuk syukur terhadap kelelahan ibadah puasa. Belanja berupa baju baru, celana baru, hidangan yang lezat di rumah, setidaknya dapat menyemangati hidup, untuk terus dijalani dan diperjuangkan.
Meningkatnya kesadaran dan wawasan. Puasa, lelah, lapar, dapat meningkatkan kesadaran kita akan sesuatu yang nonmateril. Kita dengan sendirinya mencari-cari tahu tentang hal-hal yang berbau spiritual. Kita datang ke mesjid, mendengar ceramah, kita duduk depan tivi mendengar ceramah, kita mendengar lagu-lagu islami. Kita meluangkan waktu membaca Alquran, membaca tafsir, membaca pemikir-pemikir Islam atau membaca hal-hal yang di luar rutinitas kita, pikiran mencoba untuk menjangkau sesuatu yang baru. Wawasan kita kembali segar, jiwa kita memperoleh siraman kisah-kisah beraroma rohani. Kesadaran, jiwa yang sehat, tentu berpengaruh kepada tubuh yang sehat.
Munculnya prilaku yang saling memanusiakan. Diantara kita pasti, bukan hanya ada perasaan hangat, tapi juga ada benci dan dendam. Tapi, di bulan Ramadhan ini, yang muncul dominan adalah yang hangat-hangat saja. Nafsu kita, perasaan benci kita, kita berusaha tepis. Ketika kita bertemu dengan orang yang tidak kita senangi, ketika kita berada pada situasi yang tidak cocok. Kita berusaha untuk berdamai dengan keadaan. Kita mencoba untuk tidak emosi, tidak gampang marah, kita menghargai bawahan kita lebih baik dari waktu-waktu lain.
Tentu, masih banyak hal lain yang dapat diuraikan di sini. Dan teman-teman bisa tambahkan sendiri.
Ramadhan tersisa sehari lagi. Apakah hal-hal yang baik ini dapat kita pertahankan pada sebelas bulan setelahnya? Dapatkah kita menjadikan bulan-bulan lain selayak bulan Ramadhan? Tentu, hal itu mungkin. Jika kita setia pada Ramadhan. Jika kita setia pada latihan-latihan diri kita, Jika kita menyakinkan diri kita bahwa bulan lain juga merupakan ramadhan, dengan versinya sendiri-sendiri.




0 komentar:

Apa yang Dapat Kita Ambil dari Ramadhan?