semoga blog ini dapat menjadi media inspirasi informasi berguna dan sebagai obat kegelisahan..

Ketinggian

Sejak dahulu, tempat-tempat tinggi mengisi ruang jiwa manusia. Gunung maupun bukit, bagi nenek moyang kita, ibarat rumah kudus, tempat bersemayam malaikat-malaikat, yang mengalirkan energi energi astral.
Tak terhitung kepercayaan yang mengagungkan ketinggian. Mulai dari keyakinan Mesir kuno dengan piramid-piramidnya, pusat kebudayaan mesopotamia dengan ziggurat-zigguratnya, gundukan-gundukan dari tanah liat bercampur kapur, candi-candi dengan stupa-stupa, maupun gunung-bukit lokal yang bertebaran saukang-saukang di pelataran maupun di dindingnya.
Di ketinggian pula para pendahulu mengamati pergerakan bintang-bintang, merunduk pada matahari terbit di timur, dan dengan getar menghadap barat tempat batara kala tenggelam. Di altar pucuk itu pula hewan - hewan terbaik dikurbankan, wanita-wanita termolek tergeletak tak berdaya berhadapan dengan kuasa misteri alam.
Kini, dalam kehidupan modern, di tengah kesibukan manusia dalam mengisi alam meterialnya, tempat tinggi tetaplah menyimpan pesona. Mata, yang memandang di ketinggian membuka relung jiwa. Tempat tinggi, entah itu gedung kantor, jendela pesawat terbang, hotel, maupun puncak-puncak bukit maupun gunung selalu memberi perspektif berbeda pada kita. Di atas ketika memandang sekeliling, kita merasa begitu kerdil, begitu rapuh, kita ibaratnya hanyalah buih-buih yang berputar-putar mencari rejeki. Di sisi lain, kita merasakan ada kekuatan besar yang mengatur pergerakan alam, yang membuat kita terhanyut dalam spirit, menghantarkan kita pada kondisi sunyata. Sepi - melebur dengan buih semesta.
***
Pada16 - 17 September 2017, saya bersama Wahyudin HasanRustam Sudirman dan teman-teman pemuda mendaki bukit Bulu Padido, Desa Tamatto, Kec. Ujung Loe, Kab. Bulukumba. Untuk menapak tilas tempat tinggi, tempat para leluhur kita menjadi sunyata-sepi-tiada-nirwana.






0 komentar:

Ketinggian