semoga blog ini dapat menjadi media inspirasi informasi berguna dan sebagai obat kegelisahan..

Prestise Chandrayaraan-1 India, Jalan Alternatif, atau Cul de Sach


Dalam dua hari ini, kompas berturut-turut memberitakan tentang kesuksesan India melabuhkan roket luar angkasa tanpa awaknya di bulan, Rabu (22/10). Dari koran pimpinan Jakob Oetama itu dijelaskan bahwa roket tersebut berangkat dari.... hanya dalam jangka waktu 19 menit. Sungguh teknologi luar biasa.. Wajar saja sepertinya, maklum kini salah satu negara yang tampak menonjol pertumbuhannya adalah India, disamping Cina tentunya. Kalau Cina telah memperangah dunia lewat ajang olimpiade September kemarin, meski tetap direcoki dengan kasus susu bermelamin, India ya bisa jadi aktualisasi dirinya lewat roket yang bernama Chandyaraan-1 itu. Mungkin juga India ingin mengejar jejak Amerika yang terlebih dahulu menjejakkan awaknya, Neil Amstrong di bulan pada 21 Juli 1969.
Roket yang bernama Chandrayaan-1, dalam bahasa sanskerta berarti wahana bulan ini diluncurkan untuk memetakan karakteristik mineral, kimia, dan tofografi bulan. Pemetaan bulan tersebut diduga oleh beberapa kalangan cendrung menimbulkan kontraversi. Alasannya karena di negeri yang mensakralkan sapi itu tingkat kesejahtraan masyarakatnya masih belum merata. Masih banyak rakyat yang hidup melarat di daerah pemukiman-pemukiman kumuh. Atau hidupnya masih jauh dari setandar hidup layak PBB dengan berpenghasilan di bawah dua dollar perhari. Tapi, meski demikian, ada hal lain yang membuat India rela menghabiskan uang senilai 80 juta dollar AS atau hampir Rp 800 miliar ini. Emm.. masih bingung nih..
Dari tajuk Kompas edisi Jumat, (24/10), dijelaskan mengapa India sangat antusias dalam hal pengembangan teknologi mutakhir ini. Dari situ diketahui bahwa sedari dulu, sejak pemerintahan Jawahalral Nehru memimpin, sekitar tahun 1970-an, India memang sengaja selalu menampakkan karakter pamer kejayaannya itu. Bisa dilihat dari capaian-capaian teknologi yang telah diciptakan oleh India, misalnya Pesawat tempur dan senjata model terbaru, hingga teknologi informasi berupa program-program website, sofhware, note book, dan fotoshop CS3 dan word 2007 terbaru. Dari situs BBC Indonesia diketahui pula bahwa India sebentar lagi menyalip Inggris dalam hal pertumbuhan ekonomi, menjadi prekonomian kelima terbesar di dunia dalam satu dekade. Menurut alanis Goldman Sachs, India telah mengambil alih posisi Itali dan Prancis.
Dari teman yang bernama Sasli, ia mengatakan bahwa kini perusahaan-perusahaan milti korporat di Amerika Serikat banyak meminta bantuan kepada pemuda-pemuda India dalam hal keahlian teknologi. Mereka saling bertukar informasi lewat Hight tech, dengan kecepatan supertinggi. Pemuda-pemuda India memang kini lagi haus-hausnya mengejar ketertinggalan, dan memokuskan diri pada bidang teknologi informasi. Jadi, mungkin secara kualiatif pertumbuhan kualitas sumberdaya manusia atau HDI (Human Development Indeks) India lebih besar dari HDI AS.
Menurut tajuk Kompas lagi, untuk mengimbangi pengeluaran anggaran dalam hal peningkatan prestise negara penyembah Rama ini. Pemerintah India membiakkan budaya hidup sederhana. India berupaya mengikis prilaku konsumerisme di kalangan rakyat dan pejabat sipilnya. Misalnya, rumah-rumah pejabat di sana sudah tak nampak mewah lagi dan penggunaan kendaraan pribadi dibatasi. Keunggulan dalam hal teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan semangat warga untuk selalu belajar, bekerja keras, untuk kewibawaan negerinya di mata dunia. Atau bisa dikatakan untuk meningkatkan nasionalisme rakyatnya. Ehhmmm.....

Meski begitu, tak dapat pula disangsikan bahwa India adalah termasuk negara terpadat penduduknya di dunia, kedua dari Cina. Akibat dari kepadatan penduduk itu, masih banyak diantara mereka yang tinggal di trotoar-trotoar, di kolong jembatan, di depan ruko-ruko besar. Meski India hampir menyalib Inggris seperti informasi sebelumnya. Saya tak tahu apakah orang-orang tersebut tahu mengenai keunggulan terbaru negeri terbesar di Asia Selatan ini. Atau merasa bangga juga dengan Chandrayaraan-1 itu?
Sepertinya mereka tak perlu tahu hal itu, yang mereka butuhkan adalah infrasturktur yang layak, kesempatan kerja, layanan pendidikan yang baik, atau pada intinya bagaimana caranya sehingga perutnya tetap terisi tiga kali sehari. Kan sesuai dengan naluri dasar mahluk hidup, hal pertama yang harus dipenuhi adalah urusan perut (baca: kesejahteraan), setelah itu baru berangkat ke urusan pikiran (ilmu pengetahuan), lalu lifestyle, baru kemudian kejayaan negara. Jika alur itu diperhatikan, mungkin kejayaannya semakin besar, karena orang yang akan memikirkan persoalan kejayaan itu semakin banyak. Tidak memikirkan bagaimana bisa makan esok harinya lagi...

hehe.. siang-siang begini, saya pun bingung, apakah mau pikir perut atau ilmu.. pusing deh..

Idham Malik, 24 Oktober 2008, di lab. Fisiologi ikan



0 komentar:

Prestise Chandrayaraan-1 India, Jalan Alternatif, atau Cul de Sach