semoga blog ini dapat menjadi media inspirasi informasi berguna dan sebagai obat kegelisahan..

Unhas Books Fair, kemudian identitas


Semenjak hari Senin hingga Jumat, (10-14/11/08) pk identitas Unhas menyelenggarakan pameran buku di lantai 1 perpustakaan Unhas. Kegiatan ini adalah rangkaian acara menyambut HUT identitas ke-34 yang jatuh pada bulan Desember nanti. Books fair kali agak berbeda dengan books fair tahun-tahun sebelumnya, ya bisa dikatakan lebih kreatif dan lebih berwarna. Kegiatan yang dibungkus dengan tema Go Green atau berbicara banyak mengenai lingkungan menyajikan dekorasi yang menarik. Mungkin karena konsep hijau ini termanifestasi lewat bunga-bunga, kolam ikan, dan bibit, disamping bedah buku, bedah film, diskusi sastra, dan diskusi demokratisasi pers.
Itulah mungkin yang membuatnya berbeda, ditambah lagi dengan antusiasme mahasiswa Unhas untuk ikut berpartisipasi lewat kreasi foto-foto dan mading-madingnya. Meski kegiatannya belum selesai hingga hari ini, Kamis, (13/11/08), tapi telah menunjukkan gejala keberhasilan. Buku-buku banyak yang laku, modal mengalir cukup deras, serta tanggapan positif dari para pembaca. Hehe.. tanggapan pembaca yang ditulis di atas daun kertas berwarna hijau..
Melihat itu, cukup bangga juga rasanya menakhkodai mereka. Para panitia, steering dan kru-kru identitas yang lain. Selain karena ketekunan kerjanya juga kreatifitasnya. Saya pun merasakan bahwa tahun ini inovasi-inovasi itu bertebaran, dimana setiap person membebaskan dirinya untuk berkreasi. Bukan hanya di books fair, tapi juga di manajemen keredaksian macam perencanaan rapat liputan, peningkatan sumberdaya manusia, penyediaan alat-alat rumah tangga, hingga acara-acara kumpul bersama. Tahun ini ada diskusi laput, diskusi bulanan, jalan-jalan ke media besar di Makassar, seperti tribun timur, fajar, dan ke kantor Aliansi Jurnalisme Independen (AJI), adanya perpustakaan baru, keberhasilan saat UMB dan SNMPTN, Intensitas waktu terbit pun, saya pikir tahun inilah yang cukup jarang telat terbit, jika mau dihitung sejak saya magang pada tahun 2005.
Memang ada kekhawatiran sebelumnya dalam mengarungi samudra wartawan kampus ini. Apalagi saat-saat pertengahan tahun yang betul-betul merisaukan. Banyak kru yang pulang kampung, KKN, magang-magang yang kian berkurang, belum lagi senior yang sering menekan. Toh dengan sedikit bersabar, tetap menjalankan rutinitas terbit, serta menyelenggarakan kelas jurnalistik yang menambah wawasan akhirnya tantangan itu dapat terlewati satu persatu. Kuncinya adalah berpikiran positif, memanfaatkan tenaga yang masih ada dan jangan cepat menyerah. Tentunya pada kondisi itulah komitmen kita diuji, makanya nikmatilah.
Mungkin, kreativitas kru-kru ini lahir dari kondisi yang bebas, ada semacam kesadaran individu untuk berbuat bagi organisasi. Kesadaran untuk menghasilkan yang terbaik, pikiran yang baik. Tentunya ada hal yang membuat kondisi itu dan saya merasa sedikit dipengaruhi oleh kepemimpinan atau model pemimpin. Pada tahun ini tekanan pemimpin itu berkurang, sehingga kru-kru bebas mengutarakan pendapat demi kebaikan organisasi. Pemimpin pun sering memberikan respon positif bagi setiap kru yang ingin berkreasi. Dengan demikian mereka bebas memberikan saran-saran yang cemerlang. Dan setelah saran-saran itu dilontarkan muncul komitmen bersama untuk menjalanankan hasil pikiran itu.
Sebelumnya, saya memang sering dianggap sebagai pemimpin yang lemah, tidak tegas terhadap bawahan. Terlalu banyak kompromi terhadap permintaan-permintaan bawahan. Saya mengakui hal itu, dan pastinya tiap orang pasti punya kekurangan-kekurangan. Memang dari tinjauan individu saya tidak jago, seperti pemimpin-pemimpin sebelumnya. Kapasitas pengetahuan saya mengenai isu-isu kampus sangat minim, belum lagi hubungan luar yang tak terlalu diperhatikan. Saya jarang mengeluarkan teori-teori atau semacamnyalah.
Meski begitu ada hal baru yang saya tumbuhkan. Yaitu semangat bekerja dengan ikhlas yang tetap bertahan, bekerja yang betul-betul dengan pikiran cemerlang, serta semangat untuk mengeluarkan pendapat dan membiakkan potensi masing-masing. Dan yang paling penting adalah kebebasan itu tadi.. karena dengan adanya kemerdekaan, kita dapat berpikir jernih dan bekerja sesuai dengan kata hati. Tentunya kebebasan itu harus tetap berjalan di koridornya. Disinilah tugas pemimpin untuk menyeleksi ide-ide kru tadi.
Terakhir..semoga saya tidak salah interpretasi.. jika salah maafkan. Yang jelas saya bangga terhadap kalian.. keluarga kecilku pk identitas Unhas.
Idham Malik



0 komentar:

Unhas Books Fair, kemudian identitas