semoga blog ini dapat menjadi media inspirasi informasi berguna dan sebagai obat kegelisahan..

Puasa

Nabi Yusuf ketika menjabat posisi penting di kerajaan Mesir, selalu menyempatkan diri untuk berpuasa. Puasa baginya, sebagai bentuk mengingat bahwa masih ada rasa lapar. Di tengah bukit rezeki itu, rasa lapar mewanti-wanti Nabi Yusuf untuk selalu peduli pada orang tertindas.
Di puncak-puncak kepemimpinan dalam membimbing rakyatnya, Mahatma Gandi menyempatkan diri untuk puasa. Ia melakoni syukur dengan lapar. Lapar sebagai bentuk bahagia tertinggi. Ketika rakyatnya maju selangkah dari keterpurukan, Gandi menjalankan nazarnya dengan puasa. Puasa sebagai bentuk apresiasi terhadap nilai-nilai kemanusiaan, dengan menjauhi materi, dengan simbol makanan.

                    Foto : Nizar Fahrezi

Platon pernah mengatakan bahwa kita ditentukan dengan orientasi kita. Jika kita dalam sehari-harinya hanya berurusan dengan perut dan di bawah perut (ephitumia), kita menjadi pemuja materi, yang jiwa kita dikendalikan oleh materi. Tapi, ketika kita mengangkat diri kita ke atas, melewati tangga dada (kebanggaan) dan keberanian, hingga ke puncak jiwa dan nalar. Nalar kita akan bisa mengendalikan nafsu dan dorongan-dorongan material.
Bulan puasa ibarat konversio dalam istilah Platon, pembalikan arah, dari dunia yang begitu mencintai materi, ke arah yang lebih ideal, mencintai dan pengamalan nilai-nilai.
Selain menahan lapar, esensi dari bulan ramadhan adalah impuls yang kuat untuk berbagi/distribusi kekayaan kepada golongan mustadafin, kaum papa. Dengan berbagi, jiwa kita dicuci, pikiran kita jernih, spritualitas kita dilatih. Dengan berbagi, berarti orang-orang kecil juga dapat merasakan nikmat rezeki Tuhan yang begitu melimpah di muka bumi, yang sepanjang zaman hanya dinikmati oleh kalangan-kalangan tertentu saja.
Namun, bulan puasa kadang juga membuat kita terperangkap dalam dunia materi. Seperti saat berbuka puasa. Kita lahap makanan untuk memuaskan nafsu material kita. Pada bulan ini, kita pun dengan angkuhnya pamer kesalehan pada orang lain, dengan baju-baju bagus, kendaraan mewah. Buka puasa dengan pesta mewah bersama kawan-kawan kelas menengah, tak lain bertujuan untuk mengukuhkan status sosial kita.
**
Puasa, menahan lapar, empati, berbagi rezeki, memahami horizon manusia.




0 komentar:

Puasa